Cakra atau sering disebut Roda Dhamma, digambarkan dengan roda berjari-jari delapan. Dalam bahasa Sanskerta disebut Dharmacakra. Roda Dhamma melambangkan ajaran Buddha. Delapan jari-jari melambangkan Jalan Mulia berunsur Delapan yang terdiri dari:
- Pandangan benar
- Pemikiran benar
- Perkataan benar
- Perbuatan benar
- Penghidupan benar
- Pengupayaan benar
- Penyadaran benar
- Pemusatan benar
Roda Dhamma - Cakra
Dharmacakra melambangkan ajaran kebenaran (dharma) dari Buddha Gautama, jalan yang menuntun kepada Nirvana/Nibbana, sejak zaman Buddhisme awal.
Dharmacakra mengajarkan bahwa kebenaran itu seperti lingkaran atau roda dari sebab dan akibat.[3]Artinya, sebab yang satu timbul dari sebab yang lainnya. Dharmacakra disebut juga Catur Arya dan Bhawa Cakra. Ini merupakan ajaran pokok Buddha. Memutarkan roda dharmacaraka berarti memutarkan roda sebab-akibat. Ajaran ini termasuk dalam ajaran pertama Buddha ketika menyebarkan dharmanya. Catur Arya mengandung empat ajaran luhur : Hidup adalah penderitaan, penderitaan berasal dari suatu sebab, sebab penderitaan dapat dimusnahkan, ada jalan untuk melenyapkan sebab-sebab penderitaan. Hukum roda kebenaran ini disebut hukum Pratica Samuppada.[3] Hidup saat ini adalah akibat dari masa lalu. Sementara hidup sekarang ini akan menjadi sebab bagi kehidupan yang akan datang. Munculnya ajaran ini dihubungkan dengan peristiwa pemutaran Roda Dharma yang dilakukan oleh Buddha. Paling tidak 3 kali Buddha memutar Roda Dharma, yaitu ketika ajaran Buddha dijadikan dasar untuk aliran Hinayana, saat ajaran Mahayana mulai dikembangkan, dan sewaktu ajaran Tantrayana mulai disebarluaskan.
0 komentar:
Post a Comment